Makna 110 Patung di Peringatan Lumpur Lapindo
Puluhan
patung manusia lumpur tertancap di atas lumpur Lapindo untuk memperingati 8
tahun semburan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, (26/5). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Sidoarjo - Memperingati
delapan tahun tragedi semburan lumpur Lapindo pada Kamis besok, 29 Mei 2014,
seorang seniman membuat karya berupa 110 patung manusia setinggi sekitar 2
meter. Patung-patung itu diletakkan di titik 21 tanggul lumpur. Mereka berbaris
dengan tangan menengadah sambil memegang rongsokan peralatan rumah tangga yang
dilumuri lumpur.
Jumlah 110 itu memiliki makna tersendiri bagi seniman pembuat patung, Dadang Christanto. Menurut dia, 110 patung itu bisa ditafsirkan dari berbagai aspek, tergantung siapa yang memaknainya. "Patung berbaris menunjukkan korban lumpur yang kehidupannya dulu sangat bermasyarakat, tapi sekarang tercerai-berai," kata Dadang, Rabu, 27 Mei 2014. ( Baca: 110 Patung Lumpur Lapindo Muncul di Tanggul Siring )
Sedangkan tangan menengadah ke atas, kata dia, pertanda berkabungnya korban lumpur Lapindo atas bencana alam yang mungkin tak ada duanya di dunia ini. "Dalam ilmu seni, tangan menengadah memberi kesaksian bahwa sedang berduka cita," kata dia.
Adapun alat-alat rumah tangga yang dibawa menunjukkan bahwa barang-barang serta rumah para korban lumpur sudah tenggelam. Oleh karena itu, peralatan rumah tangga itu sengaja dilumuri lumpur. "Benda-benda itu coba kami angkat kembali untuk mengingatkan soal barang-barang mereka," kata dia. (Baca: Turis Mulai Berdatangan Peringati 8 Tahun Lapindo)
Menurut Dadang, ketika karya seni rupa didasarkan pada pemikiran yang mendalam dan berangkat dari hati dengan kesungguhan untuk membela, maka bagi seniman seperti dirinya karya itu mempunyai rasa yang berbeda. Padahal, dia mengaku pernah membuat seni rupa yang sama pada 2006 lalu, tetapi getarannya ia rasakan berbeda dengan sekarang. "Saya melihat ini merinding karena seninya tinggi," katanya.
Dadang belum bisa memastikan sampai kapan patung-patung itu diletakkan di atas lumpur karena sifatnya kondisional. Bila dengan keberadaan patung itu bisa memberi dampak lebih baik pada korban lumpur, maka ia akan membiarkan karya seni itu berada di titik 21 lebih lama. Namun, jika tidak ada pengaruhnya, ia akan membawa pergi patung-patung semen tersebut. "Jadi, kondisional karena karya ini akan terus berkembang," kata dia. ( Baca: Korban Lapindo: Pemerintah Beri Harapan Kosong )
Jumlah 110 itu memiliki makna tersendiri bagi seniman pembuat patung, Dadang Christanto. Menurut dia, 110 patung itu bisa ditafsirkan dari berbagai aspek, tergantung siapa yang memaknainya. "Patung berbaris menunjukkan korban lumpur yang kehidupannya dulu sangat bermasyarakat, tapi sekarang tercerai-berai," kata Dadang, Rabu, 27 Mei 2014. ( Baca: 110 Patung Lumpur Lapindo Muncul di Tanggul Siring )
Sedangkan tangan menengadah ke atas, kata dia, pertanda berkabungnya korban lumpur Lapindo atas bencana alam yang mungkin tak ada duanya di dunia ini. "Dalam ilmu seni, tangan menengadah memberi kesaksian bahwa sedang berduka cita," kata dia.
Adapun alat-alat rumah tangga yang dibawa menunjukkan bahwa barang-barang serta rumah para korban lumpur sudah tenggelam. Oleh karena itu, peralatan rumah tangga itu sengaja dilumuri lumpur. "Benda-benda itu coba kami angkat kembali untuk mengingatkan soal barang-barang mereka," kata dia. (Baca: Turis Mulai Berdatangan Peringati 8 Tahun Lapindo)
Menurut Dadang, ketika karya seni rupa didasarkan pada pemikiran yang mendalam dan berangkat dari hati dengan kesungguhan untuk membela, maka bagi seniman seperti dirinya karya itu mempunyai rasa yang berbeda. Padahal, dia mengaku pernah membuat seni rupa yang sama pada 2006 lalu, tetapi getarannya ia rasakan berbeda dengan sekarang. "Saya melihat ini merinding karena seninya tinggi," katanya.
Dadang belum bisa memastikan sampai kapan patung-patung itu diletakkan di atas lumpur karena sifatnya kondisional. Bila dengan keberadaan patung itu bisa memberi dampak lebih baik pada korban lumpur, maka ia akan membiarkan karya seni itu berada di titik 21 lebih lama. Namun, jika tidak ada pengaruhnya, ia akan membawa pergi patung-patung semen tersebut. "Jadi, kondisional karena karya ini akan terus berkembang," kata dia. ( Baca: Korban Lapindo: Pemerintah Beri Harapan Kosong )
Sumber : http://www.tempo.co/read/news/2014/05/28/058580852/Makna-110-Patung-di-Peringatan-Lumpur-Lapindo
0 komentar: